Artikel & Opini

Sate Madura Racikan H.Basiri yang Populer Sejak Tahun 1998

Oleh : Atikah Putri Refni

Sate ayam Madura sangat populer di Jakarta. Termasuk sate Madura besutan H. Basiri yang sudah memanjakan penggemar sate di Jakarta sejak 40 tahun lalu.

Dari sekian banyak sate nusantara, sate Madura yang paling mudah ditemui. Di Jakarta saja, warung penjual sate khas Madura tersebut sangat banyak. Dari sekian banyak penjual sate, ada salah satu rumah makan yang wajib untuk kamu kunjungi.

Rumah makannya dikenal dengan nama Sate Ayam Barokah H. Basiri Khas Madura. Sesuai dengan namanya, rumah makan tersebut merupakan usaha kuliner milik H. Basiri. Namun, kini rumah makan tersebut diteruskan oleh anaknya yang bernama H. Rokib. Kepada detikcom (05/03) H. Rokib menceritakan perjalanan panjang rumah makan sate tersebut

“H. Basiri udah jualan sate sejak tahun 80-an. Warung pertamanya ada di Pasar Kaget Blok M yang kini telah berubah menjadi terminal Blok M. Kemudian, di tahun 86 warungnya pindah ke Jalan Wolter Mongin Sidi. Warung itu masih ada hingga sekarang tapi hanya berupa warung tenda,” ujar H. Rokib.

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa warung tenda tersebut jadi cabang dari rumah makan yang kini berada di Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama. Meski kini, usaha kuliner sate khas Madura tersebut diteruskan olehnya, tetapi H. Basiri masih sering memantau.

Rumah makan sate tersebut menawarkan sate khas Madura berupa sate ayam, sate kambing hingga sop kambing. Yang membedakan dengan sate-sate khas Madura lainnya, racikan bumbunya yang menggunakan resep keluarga turun temurun.

Jika sate ayam umumnya hanya diolesi kecap dan sedikit bumbu lalu dibakar. Sate ayam H. Basiri punya potongan daging ayam yang agak besar. Sate ini diolesi bumbu kacang yang digerus halus. Dibakar lalu diolesi bumbu lagi dan dibakar hingga matang dan kering. Karenanya jika digigit terasa bumbunya meresap.

Tak banyak orang tahu bahwa warung sate H.Basiri ini berhasil menduduki peringkat ke 6 Top 20 World Street Food Masters dalam ajang World Street Food Congress (WSFC) yang digelar tahun 2013 di Singapura. Kelezatan sate ayamnya mampu menyisihkan makanan kaki lima dari berbagai negara. Selain sate ayam, sate kambing di sini juga tak kalah enak. Ini karena memakai daging kambing pilihan.

“Kalau untuk daging kambingnya itu menggunakan daging bagian paha belakang, karena bagian tersebut berkualitas baik dan teksturnya tidak terlalu banyak otot,” ungkap H. Rokib.
Sate kambing tersebut disajikan dengan bumbu kecap, potongan tomat dan irisan cabai rawit. Sementara untuk sate ayam juga tak kalah menarik karena kebanyakan menggunakan daging dan sedikit kulit. Sate ayam tersebut disajikan dengan bumbu kacang yang sangat lembut.
Menariknya lagi, daging pada sate kambing maupun sate ayamnya dipotong-potong dengan ukuran yang besar. Satu porsi sate berisi sebanyak 10 tusuk. Untuk sate kambing seharga Rp. 60.000, sementara untuk sate ayam seharga Rp. 25.000.

Sate tersebut dapat disantap bersama dengan nasi atau lontong seharga Rp. 5.000. Namun, kami sarankan untuk mencicip lontongnya karena memiliki tekstur yang sangat lembut. Aromanya wangi karena dibungkus daun pisang batu.

Menyantap sate di rumah makan H. Basiri kurang lengkap tanpa menyantap semangkuk sop kambing. Potongan daging kambing disajikan dengan kuah sop yang berwarna keruh karena dimasak dengan kaldu kambing.
“Iya, kuahnya itu dimasak pakai kaldu. Pakai air kaldu rebusan ke-2,” ujar H. Rokib.

Rasanya gurih dan segar dengan perasan jeruk limo. Sementara untuk daging kambingnya sama sekali tidak mengeluarkan aroma prengus. Seporsi sop kambing dibanderol seharga RP.30.000.

*Penulis merupakan mahasiswi FH UNIB

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button